[NC11-Win] Jakarta - Mantan KaBIN AM Hendropriyono meragukan isu penyadapan data rahasia militer Indonesia di Korea Selatan. Di era globalisasi, nyaris tidak ada lagi data militer yang tergolong rahasia, sebab setiap negara dapat mudah mendapatkan detail kekuatan militer negara-negara lain.
"Kekuatan tentara? Setiap negara saling tahu. Struktur senjata juga belinya dari internasional, jadi semuanya juga tahu. Tidak ada lagi yang rahasia sekarang," ujar Hendro yang ditemui di sela acara pameran buku di Istora, Senayan, Jakarta, Rabu (23/2/2011).
Menurut dia, yang masih tergolong rahasia dalam dunia militer adalah yang bersifat operasional. Di antaranya adalah mengenai sistem pertahanan akan dibangun atau rencana produksi senjata baru.
Hal lain yang rahasia adalah rencana operasi militer. Sedemikian rahasia rencana operasi tersebut, bahkan para prajurit militer yang melaksanakan operasi tersebut juga tidak ada yang tahu sampai mereka berada di lapangan.
"Dulu kita ada operasi ke negara yang sekarang sudah merdeka, tengah malam disuruh loncat (terjun payung -red). Itu baru rahasia karena kita tahunya malam-malam disuruh apel, dikasih payung dan tahu-tahu berangkat," tutur Hendro mengenai salah satu operasi tempur yang pernah dijalaninya.
Kasus dugaan penyadapan data militer terjadi dalam kunjungan delegasi ekonomi RI yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Radjasa pada 15-17 Februari 2011 ke Seoul, Korea Selatan. Sempat beredar isu bahwa yang dicuri adalah rencana pengadaan pesawat jet tempur latih T-50 produksi Korea untuk TNI AU.
Belakangan kabar itu dibantah oleh Hatta Rajasa sebagai kasus salah kamar belaka. Memang benar terjadi kasus pengambilan laptop milik staf Kementerian Perindustrian dan telah diselesaikan langsung oleh yang bersangkutan. Data yang tersimpan di laptop tersebut hanya bahan presentasi Menperind MS Hidayat kepada calon investor dan pengusaha terkemuka Korea Selatan.
(lh/ken)
Menurut dia, yang masih tergolong rahasia dalam dunia militer adalah yang bersifat operasional. Di antaranya adalah mengenai sistem pertahanan akan dibangun atau rencana produksi senjata baru.
Hal lain yang rahasia adalah rencana operasi militer. Sedemikian rahasia rencana operasi tersebut, bahkan para prajurit militer yang melaksanakan operasi tersebut juga tidak ada yang tahu sampai mereka berada di lapangan.
"Dulu kita ada operasi ke negara yang sekarang sudah merdeka, tengah malam disuruh loncat (terjun payung -red). Itu baru rahasia karena kita tahunya malam-malam disuruh apel, dikasih payung dan tahu-tahu berangkat," tutur Hendro mengenai salah satu operasi tempur yang pernah dijalaninya.
Kasus dugaan penyadapan data militer terjadi dalam kunjungan delegasi ekonomi RI yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Radjasa pada 15-17 Februari 2011 ke Seoul, Korea Selatan. Sempat beredar isu bahwa yang dicuri adalah rencana pengadaan pesawat jet tempur latih T-50 produksi Korea untuk TNI AU.
Belakangan kabar itu dibantah oleh Hatta Rajasa sebagai kasus salah kamar belaka. Memang benar terjadi kasus pengambilan laptop milik staf Kementerian Perindustrian dan telah diselesaikan langsung oleh yang bersangkutan. Data yang tersimpan di laptop tersebut hanya bahan presentasi Menperind MS Hidayat kepada calon investor dan pengusaha terkemuka Korea Selatan.
(lh/ken)
Adi Nugroho - detikNews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar