YUNANTO WIJIUTOMO
JAKARTA, — Kita patut berbangga setiap ada putra bangsa yang mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Salah satunya di bidang astronomi ada nama Johny Setiawan, yang dikenal sebagai penemu banyak planet ekstrasurya.
Dr rer nat Johny Setiawan adalah astronom asal Indonesia yang bekerja sebagai peneliti di Departemen Pembentukan Bintang dan Planet, Max Planck Institute for Astronomy di Heidelberg, Jerman. Selama tujuh tahun berkarya sebagai peneliti sejak tahun 2003, astronom yang menjuluki dirinya "astronom gokil" ini telah menemukan 15 planet ekstrasurya alias planet-planet di luar tata surya kita.
Planet terakhir yang ditemukannya adalah HIP 13044b, sebuah planet yang mengorbit bintang lansia dan minim kandungan logam, HIP 13044. Penemuan ini mampu membuka cara pandang baru tentang proses pembentukan bintang sebab saat ini diyakini bahwa bintang tua dan minim kandungan logam tak mungkin memiliki planet.
Akhir tahun 2010, penemuan HIP 13044b dinobatkan sebagai 10 penemuan sains terbaik 2010 versi majalah Times. Temuan astronom yang kini berusia 36 tahun itu bisa disejajarkan dengan temuan Gliese 581g yang merupakan asing planet mirip Bumi dan temuan para fisikawan di European Organization for Nuclear Research (CERN).
Temuan besar Johny lainnya adalah planet TW Hydrae b. Penemuannya tergolong mencengangkan sebab di antara ratusan planet ekstrasurya, tak satu pun yang mengorbit pada bintang yang berusia muda. Diketahui, TW Hydrae b mengorbit bintang TW Hydrae, bintang yang baru berusia 8-10 juta tahun, 1/500 usia matahari saat ini.
Max Planck Institute for Astronomy mengakui penemuan TW Hydrae b sebagai salah satu penemuan spektakuler. Untuk pertama kalinya, ilmuwan berhasil menemukan secara langsung bahwa planet terbentuk dalam lingkaran cakram yang berputar pendek setelah kelahiran bintang. Penemuan itu memungkinkan kajian baru dalam pembentukan bintang dan migrasi planet.
Selain dua planet tersebut, Johny juga menemukan planet-planet lain, di antaranya HD 47536c, HD 110014b, HD 110014c, HD 11977b, dan HD 70573b. Planet yang ditemukannya merupakan bagian dari proyek Search for Exoplanet with Radial-velocity at MPIA (SERAM) dan Phase-Referenced Imaging and Micro-arcsecond Astrometry (PRIMA).
Ketertarikan Johny pada astronomi sudah dimulai sejak kecil ketika menonton film Star Trek. Ketertarikan mulai berkembang kala membaca buku Khazanah Ilmu Pengetahuan dan Cuaca. Johny kecil yang waktu itu dibesarkan di wilayah Kampung Rawa akhirnya mulai menggali lebih banyak tentang astronomi, termasuk di bangku sekolah.
Sekolah jenjang menengah dihabiskannya di Marsudirini, Matraman, Jakarta Timur. Mulai jenjang S-1 sampai meraih gelar doktor dihabiskannya di Jerman. Program doktor yang diraihnya dengan beasiswa dari European Southern Observatory di Keipenheuer Institute for Solar Physics Univseritas Freiburg mengantarkannya meraih predikat summa cum laude.
Sisi lain kehidupan Johny adalah hobinya memasak, fitness, dan melukis. Kemampuan memasak diasahnya ketika bekerja sambilan sebagai koki di Warsteiner Keller selama studi awal di Jerman. Hingga kini, beragam masakan, mulai nasi tumpeng hingga tahu berontak, bisa dibuatnya. Hingga sekarang, ia sering menerima pesanan makanan untuk acara kantor ataupun teman.
Untuk fitness, Johny melakukannya 2-3 kali sehari. Tuntutan bekerja di dua tempat, Jerman dan Cile, dengan kondisi lingkungan yang jauh berbeda membuatnya harus menjaga stamina. Selain itu, ia juga memandang pentingnya ilmuwan menjadi fit dan tampil menarik agar bisa mendukung kariernya.
Tanggal 17 Januari 2011 mendatang, Johny akan berangkat lagi ke European Southern Observatory milik Badan Astronomi Eropa (ESA) di La Silla, Cile, tempat dia selama ini melakukan observasi. Di wilayah gurun yang suhunya bisa mencapai 37 derajat celsius itu, ia akan mulai mencari mangsa empuk, alias bintang dan planet baru yang bisa ditemukan. Ia hanya akan ditemani oleh seorang asisten.
Perjalanannya menuju Cile akan memakan waktu dua hari sehingga ia baru akan sampai tanggal 19 Januari 2011. Observasi akan dimulai tanggal 20 Januari 2011 setelah selesai melakukan cek pada seluruh instrumen dan kalibrasi pada instrumen yang dibutuhkan. Observasi akan berlangsung selama 10 hari hingga 28 Januari 2011.
Ask Johny
Selama observasi, Kompas.com mengajak pembaca untuk lebih dekat dengan Johny Setiawan dan segala aktivitasnya sebagai seorang astronom. Kompas.com akan membuat liputan khusus "Ask Johny" mulai tanggal 17 Januari 2011. Liputan ini akan mengupas habis kegiatannya di La Silla dan memberikan kesempatan bagi para pembaca untuk mengenal sosok Johny secara lebih dekat.
Kompas.com akan menyediakan kolom tanya jawab yang memungkinkan Anda bertanya tentang kegiatan Johny selama di observatorium, gambaran singkat mengenai ESA di La Silla, serta resolusi dan harapan Johny bagi perkembangan astronomi di Indonesia. Pertanyaan bisa ditulis langsung dalam kolom yang disediakan. Anda juga bisa bertanya melalui komentar di bawah artikel ini.
Karena keterbatasan dan untuk mencegah pertanyaan yang sama diajukan, redaksi akan menyeleksi pertanyaan yang masuk. Jawaban akan dipublikasikan secepatnya. Kompas.com berharap, ruang ini bisa mendekatkan Anda kepada sosok Johny Setiawan, membangun wawasan tentang astronomi, dan menumbuhkan kecintaan pada sains secara lebih luas. Ayo buktikan bahwa astronomi itu asyik!
Dr rer nat Johny Setiawan adalah astronom asal Indonesia yang bekerja sebagai peneliti di Departemen Pembentukan Bintang dan Planet, Max Planck Institute for Astronomy di Heidelberg, Jerman. Selama tujuh tahun berkarya sebagai peneliti sejak tahun 2003, astronom yang menjuluki dirinya "astronom gokil" ini telah menemukan 15 planet ekstrasurya alias planet-planet di luar tata surya kita.
Planet terakhir yang ditemukannya adalah HIP 13044b, sebuah planet yang mengorbit bintang lansia dan minim kandungan logam, HIP 13044. Penemuan ini mampu membuka cara pandang baru tentang proses pembentukan bintang sebab saat ini diyakini bahwa bintang tua dan minim kandungan logam tak mungkin memiliki planet.
Akhir tahun 2010, penemuan HIP 13044b dinobatkan sebagai 10 penemuan sains terbaik 2010 versi majalah Times. Temuan astronom yang kini berusia 36 tahun itu bisa disejajarkan dengan temuan Gliese 581g yang merupakan asing planet mirip Bumi dan temuan para fisikawan di European Organization for Nuclear Research (CERN).
Temuan besar Johny lainnya adalah planet TW Hydrae b. Penemuannya tergolong mencengangkan sebab di antara ratusan planet ekstrasurya, tak satu pun yang mengorbit pada bintang yang berusia muda. Diketahui, TW Hydrae b mengorbit bintang TW Hydrae, bintang yang baru berusia 8-10 juta tahun, 1/500 usia matahari saat ini.
Max Planck Institute for Astronomy mengakui penemuan TW Hydrae b sebagai salah satu penemuan spektakuler. Untuk pertama kalinya, ilmuwan berhasil menemukan secara langsung bahwa planet terbentuk dalam lingkaran cakram yang berputar pendek setelah kelahiran bintang. Penemuan itu memungkinkan kajian baru dalam pembentukan bintang dan migrasi planet.
Selain dua planet tersebut, Johny juga menemukan planet-planet lain, di antaranya HD 47536c, HD 110014b, HD 110014c, HD 11977b, dan HD 70573b. Planet yang ditemukannya merupakan bagian dari proyek Search for Exoplanet with Radial-velocity at MPIA (SERAM) dan Phase-Referenced Imaging and Micro-arcsecond Astrometry (PRIMA).
Ketertarikan Johny pada astronomi sudah dimulai sejak kecil ketika menonton film Star Trek. Ketertarikan mulai berkembang kala membaca buku Khazanah Ilmu Pengetahuan dan Cuaca. Johny kecil yang waktu itu dibesarkan di wilayah Kampung Rawa akhirnya mulai menggali lebih banyak tentang astronomi, termasuk di bangku sekolah.
Sekolah jenjang menengah dihabiskannya di Marsudirini, Matraman, Jakarta Timur. Mulai jenjang S-1 sampai meraih gelar doktor dihabiskannya di Jerman. Program doktor yang diraihnya dengan beasiswa dari European Southern Observatory di Keipenheuer Institute for Solar Physics Univseritas Freiburg mengantarkannya meraih predikat summa cum laude.
Sisi lain kehidupan Johny adalah hobinya memasak, fitness, dan melukis. Kemampuan memasak diasahnya ketika bekerja sambilan sebagai koki di Warsteiner Keller selama studi awal di Jerman. Hingga kini, beragam masakan, mulai nasi tumpeng hingga tahu berontak, bisa dibuatnya. Hingga sekarang, ia sering menerima pesanan makanan untuk acara kantor ataupun teman.
Untuk fitness, Johny melakukannya 2-3 kali sehari. Tuntutan bekerja di dua tempat, Jerman dan Cile, dengan kondisi lingkungan yang jauh berbeda membuatnya harus menjaga stamina. Selain itu, ia juga memandang pentingnya ilmuwan menjadi fit dan tampil menarik agar bisa mendukung kariernya.
Tanggal 17 Januari 2011 mendatang, Johny akan berangkat lagi ke European Southern Observatory milik Badan Astronomi Eropa (ESA) di La Silla, Cile, tempat dia selama ini melakukan observasi. Di wilayah gurun yang suhunya bisa mencapai 37 derajat celsius itu, ia akan mulai mencari mangsa empuk, alias bintang dan planet baru yang bisa ditemukan. Ia hanya akan ditemani oleh seorang asisten.
Perjalanannya menuju Cile akan memakan waktu dua hari sehingga ia baru akan sampai tanggal 19 Januari 2011. Observasi akan dimulai tanggal 20 Januari 2011 setelah selesai melakukan cek pada seluruh instrumen dan kalibrasi pada instrumen yang dibutuhkan. Observasi akan berlangsung selama 10 hari hingga 28 Januari 2011.
Ask Johny
Selama observasi, Kompas.com mengajak pembaca untuk lebih dekat dengan Johny Setiawan dan segala aktivitasnya sebagai seorang astronom. Kompas.com akan membuat liputan khusus "Ask Johny" mulai tanggal 17 Januari 2011. Liputan ini akan mengupas habis kegiatannya di La Silla dan memberikan kesempatan bagi para pembaca untuk mengenal sosok Johny secara lebih dekat.
Kompas.com akan menyediakan kolom tanya jawab yang memungkinkan Anda bertanya tentang kegiatan Johny selama di observatorium, gambaran singkat mengenai ESA di La Silla, serta resolusi dan harapan Johny bagi perkembangan astronomi di Indonesia. Pertanyaan bisa ditulis langsung dalam kolom yang disediakan. Anda juga bisa bertanya melalui komentar di bawah artikel ini.
Karena keterbatasan dan untuk mencegah pertanyaan yang sama diajukan, redaksi akan menyeleksi pertanyaan yang masuk. Jawaban akan dipublikasikan secepatnya. Kompas.com berharap, ruang ini bisa mendekatkan Anda kepada sosok Johny Setiawan, membangun wawasan tentang astronomi, dan menumbuhkan kecintaan pada sains secara lebih luas. Ayo buktikan bahwa astronomi itu asyik!
http://sains.kompas.com/read/2011/01/12/09364968/Ayo.Buktikan.bahwa.Astronomi.Itu.Asyik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar